-->

BIMBINGAN SKRIPSI: CARA PENYUSUNAN PENULISAN SKRIPSI PADA BAB IV

BIMBINGAN SKRIPSI: CARA PENYUSUNAN PENULISAN SKRIPSI PADA BAB IV 
BIMBINGAN SKRIPSI: CARA PENYUSUNAN PENULISAN SKRIPSI PADA BAB IV

Semoga postingan ini bisa membantu kalian yang sedang dalam pengerjaan thesis atau skripsinya. Dan doa kami selalu yang terbaik untuk kalian semua, semoga menjadi lulusan sarjana terbaik dan bermanfaat bagi masyarakat, di indonesia terutama.
Tidak memperpanjang lagi basa basi kami, silahkan kalian langsung aja ke pokok pembahasanya.

Namun sebelum itu, Jika kalian mencari Jasa Bimbingan Skripsi yang terbpercaya dan bisa di pertanggung jawabkan hasilnya, ini saya beriikan recomendasi untuk kalian. semoga bermanfaat.

Khusus Untuk Jasa Skripsi Management.
yang ingin di bantu dalam pembuatan skripsi nya, Khusus management ya.
Silahkan kalian bisa menghubungi no ini: wa: 082288306999
Semoga membantu, terimakasih


BAB IV TATA CARA PENGETIKAN SKRIPSI 

4.1. Bahan Kertas (1) Kertas yang digunakan untuk pengetikan adalah HVS putih 80 gram ukuran A4 (21 X 29,7cm) (2) Antara bab yang satu dengan bab lain diberi pembatas kertas HVS warna sesuai dengan masing – masing fakultas. 

4.2. Baris Pada pengetikan disajikan: jenis huruf, bilangan dan satuan, jarak baris, batas tepi, pengisian ruangan, alinea baru, permulaan kalimat, judul dan subjudul, perincian ke bawah, dan letak simetris.     1. Jenis Huruf  a. Naskah diketik dengan huruf Times New Roman Font 12, dan untuk seluruh naskah harus dipakai jenis huruf yang sama.  b. Penggunaan jenis huruf miring hanya dipergunakan untuk kata-kata asing dan atau dianggap asing yang berada dalam teks bahasa Indonesia.  c. Lambang, huruf Yunani, atau tanda-tanda yang tidak dapat diketik, harus ditulis dengan rapi memakai tinta hitam.  

2. Bilangan dan Satuan  Beberapa aturan mengenai bilangan dan satuan adalah sebagai berikut.  a. Bilangan diketik dengan angka, kecuali pada permulaan kalimat, misalnya. ”Sepuluh langkah pembelajaran ............”  b. Bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan dengan titik, misalnya berat telor 50,5 g.  c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya tanpa titik di belakangnya, misalnya m, g, kg, cal. Kecuali pada akhir kalimat, disertai dengan titik. 

3. Jarak baris  Naskah harus ditulis dengan jarak baris dua spasi, kecuali halaman depan, halaman sampul, abstrak, judul tabel, daftar tabel, judul gambar, daftar gambar dan daftar pustaka, yang diketik dengan jarak baris satu spasi.  

4. Batas tepi  Batas-batas pengetikan, ditinjau dari tepi kertas, diatur sebagai berikut: tepi atas 4 cm, tepi bawah 3 cm, tepi kiri 4 cm, dan tepi kanan 3 cm.  

5. Alinea baru  Alinea baru dimulai 1 cm dari margin kiri.  


6. Permulaan kalimat  Bilangan yang digunakan untuk memulai suatu kalimat, harus dieja, misalnya: Sepuluh langkah pembelajaran ..........  

7. Judul, subjudul, anak subjudul dan lain-lain. Ditulis rata kiri. 

Beberapa aturan mengenai judul, subjudul, anak subjudul adalah sebagai berikut.  a. Judul harus ditulis dengan huruf besar (kapital) jenis huruf times new roman ukuran 16. semua dan diatur supaya simetris di tengah, dengan jarak 4 cm dari tepi atas tanpa diakhiri dengan titik.  b. Sub judul ditulis rata kiri, semua kata dimulai dengan huruf besar (kapital) jenis huruf times new roman ukuran 14, kecuali kata panghubung dan kata depan, tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah subjudul dimulai dengan alinea baru.  c. Sub subjudul diketik mulai dari batas tepi kiri dengan huruf pertama berupa huruf besar, tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah anak subjudul dimulai dengan alinea baru.  

8. Rincian ke bawah  Jika pada penulisan naskah ada rincian yang harus disusun ke bawah, pakailah nomor urut dengan angka atau huruf sesuai dengan derajat rincian. Penggunaan garis penghubung (-) yang ditempatkan di depan rincian tidaklah dibenarkan.  

9. Letak simetris  Gambar, tabel (daftar), pada poin 7. Judul, subjudul, anak subjudul dan lainlain. Ditulis rata kiri. Gambar dan tabel diberi nomor.  

4.3. Penomoran Penomoran berkaitan dengan penomoran halaman, tabel (daftar), gambar, dan persamaan.  1. Halaman  a. Bagian awal laporan, mulai dari halaman abstrak sampai ke daftar lampiran, diberi nomor halaman dengan angka Romawi kecil, ditempatkan di bagian bawah tengah. b. Bagian utama dan bagian akhir, mulai dari Pendahuluan (Bab I) sampai ke halaman terakhir Daftar Pustaka, memakai angka biasa sebagai nomor halaman.  c. Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali pada lembar  judul bab, nomor halaman di tempatkan pada bagian bawah tengah.  d. Lampiran tidak diberi nomor halaman cukup ditulis nama lampiran diikuti nomor urutan lampiran menggunakan nomor romawi, ditulis pada pojok kiri atas dengan ukuran font kapital 14 contoh : LAMPIRAN I DATA RESPONDEN (menggunakan font : Times New Roman) 

2. Tabel (daftar)  Tabel ataupun daftar tabel ditempatkan pada kiri atas  tabel, diberi nomor urut dengan angka biasa, dengan menyertakan angka Bab. Jarak penamaan tabel dan tabel adalah 1 spasi. Misalnya: Tabel 3.1, berarti tabel 1 dalam bab 3. 

3. Gambar  Penomoran Gambar dengan menggunakan angka biasa, ditempatkan di bawah tengah gambar. Diberi nomor urut dengan angka biasa, dengan 

menyertakan angka Bab. Jarak penamaan gambar dan gambar adalah 1 spasi. Misalnya: Gambar 3.1, berarti Gambar 1 dalam bab 3.  

4. Rumus  Penomoran Rumus dengan menggunakan angka biasa, ditempatkan di samping kanan rumus. Diberi nomor urut dengan angka biasa, dengan menyertakan angka Bab. Misalnya: rumus 3.1, berarti rumus 1 dalam bab 3. 


4.4. Tabel dan Gambar 1. Tabel  Beberapa ketentuan tentang penyajian tabel, sebagai berikut. a. Nomor tabel yang diikuti dengan judul ditempatkan simetris di atas tabel, tanpa diakhiri titik.  b. Tabel tidak boleh dipenggal, kecuali kalau memang panjang, sehingga tidak mungkin diketik dalam satu halaman. Pada halaman lanjutan tabel dicantumkan nomor tabel dan kata lanjutan, tanpa judul.  c. Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar pemisahan antara yang satu dengan yang lainnya cukup tegas.  d. Kalau tabel lebih besar dari ukuran lebar kertas, sehingga harus dibuat memanjang kertas, maka bagian atas tabel harus diletakkan di sebelah kiri kertas.  e. Di atas dan di bawah tabel dipasang garis batas, agar terpisah dari uraian pokok dalam masalah.  f. Tabel yang lebih dari 2 halaman atau yang harus dilipat, ditempatkan pada lampiran.  

2. Gambar (jika ada) Beberapa aturan mengenai gambar sebagai berikut.  a. Bagian grafik, peta, dan foto semuanya disebut gambar (tidak dibedakan).  b. Nomor gambar yang diikuti dengan judulnya diletakkan simetris di bawah gambar tanpa diakhiri dengan titik.  c. Gambar tidak boleh dipenggal dalam dua halaman.  d. Gambar, judul, keterangannya harus menjadi satu kesatuan dalam satu halaman yang sama.  e. Bila posisi gambar melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas gambar harus diletakkan di sebelah kiri atas.  f. Ukuran gambar diusahakan supaya sewajarnya (jangan terlalu kurus atau terlalu gemuk).  g. Skala pada grafik harus dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan interpolasi atau ekstrapolasi.  h. Letak gambar diatur supaya simetris di tengah.  

4.5. Bahasa 

1. Pemakaian Bahasa  Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang baku (ada subjek dan predikat, dan supaya lebih sempurna, ditambah dengan objek dan keterangan).  


2. Bentuk kalimat  Kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama dan orang kedua (saya, aku, kami, engkau, dan lain-lain). Sebagai pengganti kata ”orang pertama” dapat digunakan kata ”penelitian ini.” Untuk menghindari kata orang pertama dapat juga dilakukan dengan membuat kalimat berbentuk pasif. Pada penyajian ucapan terimakasih pada prakata, ”saya” diganti ”penulis”.  

3. Istilah  a. Istilah yang dipakai adalah istilah Indonesia atau yang sudah di Indonesiakan.  b. Jika terpaksa harus memakai istilah asing, maka kata tersebut harus dicetak miring.  

4. Kesalahan yang sering terjadi  a. Kata penghubung, seperti sehingga, sedangkan, tidak boleh dipakai memulai kalimat.  b. Kata depan, misalnya pada, sering dipakai tidak pada tempatnya, misalnya diletakkan di depan subjek, hal ini merusak susunan kalimat.  c. Kata ”di mana” dan ”dari” kerap kurang tepat pemakaiannya.  d. Dalam bahasa Indonesia kata ”di mana” menunjukkan kata tempat bukan kata pemanis.  e. Awalan ke dan di harus dibedakan dengan kata depan ke dan di.  f. Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat.  

4.6. Penulisan Nama Penulisan nama mencakup nama penulis yang diacu dalam uraian, nama di daftar pustaka, nama yang lebih dari satu kata, nama dan tanda hubung, nama yang diikuti dengan singkatan, dan gelar serta sebutan.  A. Penulisan nama dalam naskah : 1. Nama penulis yang diacu dalam uraian  Penulis yang tulisannya diacu dalam uraian hanya disebutkan nama akhirnya saja, dan kalau lebih dari dua orang, hanya nama akhir penulis pertama yang dicantumkan diikuti dengan dkk. atau et al. Contoh sebagai berikut.  a. Hasil penelitian Fama (1970: 214) menunjukkan umumnya strategi filter rules tidak memberikan hasil yang lebih baik daripada denghan beli simpanan secara sembarang.   b. Percobaan yang dilakukan (Santos dan Ali, 1989:24) menghasilkan.........  c. Earning release, anomalies & the behavior of security returns (Foster, et al., 1984:56).   B. Penulisan nama dalam daftar pustaka : 1. Nama penulis dalam daftar pustaka  Semua penulis harus dicantumkan namanya di dalam daftar pustaka, dan tidak boleh hanya penulis pertama.  

2. Nama penulis lebih dari dua kata  Jika nama penulis terdiri dari dua atau lebih, cara penulisannya adalah nama akhir diikuti dengan koma, singkatan nama depan, tengah dan seterusnya, yang semuanya diberi titik, atau nama akhir diikuti dengan suku kata nama depan, tengah dan seterusnya.  


Contoh:  a. Sutan Takdir Alisyahbana ditulis,  Alisyahbana, S. T., atau Alisyahbana, Sutan Takdir.  b. Donal Fitzgerald Othmer ditulis: Othmer, D. F.  

3. Nama dengan tanda hubung  Kalau nama penulis dalam sumber asli ditulis dengan garis penghubung di antara dua suku katanya, maka keduanya dianggap sebagai satu kesatuan.  Contoh:  Sulastin Sutrisno ditulis Sulastin-Sutrisno.  

4. Nama yang diikuti dengan singkatan  Singkatan yang menjadi bagian dari nama ditulis setelah nama utamanya.  Contoh:  Williams D. Ross Jr. ditulis Ross Jr., W. D.  

5. Derajat kesarjanaan  Derajat kesarjanaan dan sebutan tidak boleh dicantumkan, baik di dalam daftar pustaka maupun di dalam naskah skripsi.  

4.7. Teknik Notasi 1. Pengacuan Sumber Pustaka Penulisan yang menunjukan acuan sumber pustaka, ditulis dengan ketentuan sebagai berikut. a. Penulisan nama pengarang, tahun penerbitan dan nomor halaman ditulis dalam naskah, dapat ditempatkan di awal kalimat, di tengah kalimat, ataupun di akhir kalimat). Contoh nama penulis pada bagian permulaan kalimat  ”Jensen & Bennington (1970:24) menyimpulkan bahwa falsafah sapu lidi....” 

Contoh nama penulis pada bagian tengah kalimat: ”Dengan menggunakan uji filter rules, Fama (1970: 21) menunjukkan umumnya .... yang lebih baik.”  

Contoh nama penulis pada bagian akhir kalimat ”Beberapa anomali terhadap hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat, antara lain terjadi pada perusahaan-perusahaan kecil (Banz, 1981: 45).” 

b. Jika penulis terdiri atas dua orang, maka keduanya harus disebutkan. Contoh:  Efton & Gruber (1991: 20) menyimpulkan bahwa ternyata return rata-rata portofolio acak juga lebih tinggi daripada portofolio reksadana.”  ”Rata-rata prestasi reksadana selama periode Desember 1953 hingga September 1958 lebih rendah dari portofolio pasar (Rosen et al., 1962: 75).  


c. Jika yang diacu lebih dari 2 sumber, Kalau nama penulis masuk dalam uraian, semua sumber disebutkan sebagai berikut.  Contoh:  


 ”Dengan menggunakan Single Model Index (King, 1966: 34; Cohen and Pogue, 1967: 67; serta Elton and Gruber, 1973: 98) menemukan bahwa ada korelasi yang cukup kuat antara return saham dan return pasar, disimpulkan bahwa faktor pasar masih menjadi faktor yang dominan dalam mempengaruhi return saham.” 


2. Istilah baru  Istilah-istilah baru yang belum dikenal dalam komunitas akademi ataupun praktisi dapat digunakan asal konsisten. Pada penggunaan yang pertama kali perlu diberikan padanannya dalam bahasa asing cetak miring (dalam kurung).  


3. Kutipan  a. Kutipan sebaiknya tidak menggunakan kutipan langsung, akan tetapi menggunakan pernyataan yang telah disimpulkan sendiri (paraprase).  b. Jika terpaksa menggunakan kutipan langsung, maka ditulis dalam bahasa aslinya dan jika lebih dari 5 baris, maka diketik dengan jarak baris satu spasi. Kutipan ini diketik menjorok ke dalam. Jika bahasa aslinya bahasa asing, maka disertai terjemahan menggunakan bahasa Indonesia.  c. Pengutipan dari sumber kedua harus menyebutkan nama penulis aslinya dan nama penulis buku atau majalahnya yang dibaca.  Contoh: ”Kesimpulan yang bertentangan dengan penelitian Sharp & Jensen (1980: 56) adalah pengeluaran yang dilakukan oleh reksadana untuk menganalisis dan memperoleh informasi tidak sia-sia (dalam Ippolito, 1989: 24).” Dalam hal ini yang masuk ke dalam daftar pustaka hanyalah tulisan Ippolito (1989: 89).  d. Kutipan ini diketik menjorok ke dalam dan tidak diterjemahkan.  

4. Kata Asing  Transliterasi dan penyerapan dari bahasa asing mengikuti SKB Menteri Agama (dari bahasa Arab) dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.  

0 Response to "BIMBINGAN SKRIPSI: CARA PENYUSUNAN PENULISAN SKRIPSI PADA BAB IV "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel